LARANGAN ULAMA-ULAMA SALAFI WAHABI MENDENGARKAN RADIO

RADIO RODJA

AL-USTADZ DZULQARNAIN M. SUNUSI TENTANGHUKUM MENDENGARKAN RADIO ATAU MENONTON TV RODJA dan HUKUM MENGAMBIL ILMU DARI DAI IHYA AT-TURATS

HUKUM MENDENGARKAN RADIO ATAU MENONTON TV RODJA

Tanya: “Bolehkah kita mendengarkan Radio atau melihat TV Rodja, yang mana mereka berdakwah mirip atau sama dengan Ahlussunnah?”

Jawab: “Saya TIDAK MENASEHATKAN mendengarkan atau melihat TV Rodja, karena adanya orang-orang didalam radio ini, SEBAHAGIAN MANJAHAJNYA TIDAK BENAR, dan SEBAHAGIANNYA TIDAK JELAS dan Alhamdulillah fasilitas untuk belajar agama sudah sangat banyak dimasa ini.”

Pada dauroh sehari di Cirebon (1433 H / 2012 M), selain diadakan tausiyah juga dibacakan hasil pertemuan / musyawarah para asatidzah di Cirebon (Kabupaten Kuningan) yang merupakan fawaid dari ‘umroh dan kunjungan para asatidz ke ‘Ulama Yaman dan Saudi ‘Arabia (1433 H / 2012 M). Berikut sedikit kutipan inti dari hasil musyawarah asatidz mengenai hukum mendengarkan radio hizbiyyin dan mendatangi kajian mereka (diambil dari rekaman):

“Dan kemudian sesi yang kedua adalah masalah beberapa faedah yang disampaikan para asatidzah diantaranya Ustadz Luqman, Ustadz Qomar, Ustadz Muhammad (‘Umar As Sewwed) dan tentunya sebagian yang tidak bisa saya sampaikan di sini. Diantaranya adalah pertanyaan Ustadz Luqman kepada Syaikh Ubaid tentang masalah radio (seperti radio rodja dan semisalnya) radio-radio yang disitu dikelola hizbiyyin, yang pengisinya turotsiyyin, kasani, turotsi..bagaimana pendapat syaikh tentang masalah radio yang seperti ini?

Jawaban Syaikh: “Tidak boleh bagi salafiyyin dan tidak boleh bagi thulabul ‘ilmi untuk mendengarkannya..dan juga tidak boleh untuk para DA’I untuk mendengarkannya KECUALI ia mendengarkan untuk MEMBATAHNYA!”

“Kemudian faedah ketika beliau (Ustadz Muhammad ‘Umar As-Sewwed) berkunjung ke Asy Syaikh Muhammad Muqbil bin Hadi, beliau bertanya tentang masalah dauroh-dauroh yang diadakan oleh hizbiyyin yang mengundang sebagian ‘ulama ahlussunnah, apakah boleh bagi salafiyyin untuk menghadiri muhadhoroh-muhadhoroh (ceramah-ceramah) yang panitianya adalah hizbiyyin?

Jawaban Syaikh: “Ini sungguh aneh, kalau seandainya panitianya adalah mereka (hizbiyyin)… kemudian yang hadir itu bercampur dan banyak mereka (hizbiyyin)…Jangan kamu perbanyak jumlah mereka! JANGAN HADIR….! JANGAN KAMU MEMPERBANYAK JUMLAH MEREKA!”

FATWA ‘ULAMA TENTANG MENDENGARKAN RADIO HIZBIYYUN DAN MENDATANGI KAJIAN MEREKA

LARANGAN MENDENGARKAN RADIO TURATSIYYAH – HALABIYYAH – MA’RIBIYYAH (semisal RODJA dll.) (Asy-Syaikh Al-’Allamah ‘Ubaid Al-Jabiri Hafizhahullah)

Pertanyaan: “Di dekat kami ada radio yang dia ini pengikut At-Turotsiyyin seperti Abul Hasan dan Ali Al-Halaby dan ada sebagian Salafiyyin yang menanyakan tentang hukum mendengarkan radio ini. Dan tentunya di radio ini disebarkan perkataan Al-Halaby, Ar-Ruhaily dan selain keduanya, padahal Salafiyyin memiliki radio sendiri dan memiliki CD-CD yang merekam durusnya para ulama dan para da’i (Salafiyyin) Indonesia dalam berbagai bidang ilmu, Tauhid, Sunnah, Akhlaq. Maka apakah anda menasehati anak-anak anda di Indonesia untuk mendengarkan radio ini?”

Jawab: “Yang pertama, mencukupkan diri dengan mendengarkan radio Salafiyyin dan pada yang engkau sebutkan itu sudah cukup. Maka TIDAK DINASEHATKAN UNTUK MENDENGARKAN RADIO SELAIN SALAFY YAITU RADIO-RADIO YANG MENYIMPANG, SAMA SAJA APAKAH ITU TUROTSIYYAH MAUPUN HALABIYYAH, MA’RIBIYYAH.

Kedua, barangsiapa yang DIA INI MEMILIKI KEMAMPUAN KEAHLIAN/KAPASITAS LALU MENDENGARKAN RADIO INI DALAM RANGKA MEMBANTAHNYA MAKA TIDAK MENGAPA. JADI ORANG-ORANG AWAMNYA AHLUSSUNNAH TIDAK DINASEHATKAN UNTUK MENDENGARKAN RADIO TERSEBUT.

Kewajiban kita hanya menjelaskan, dan termasuk kelembutan dan rahmat Allah kepada kita (yaitu) Allah tidak membebani kita untuk memberi hidayah kepada hati-hati manusia dan Allah tidak membebani kita agar kebenaran itu diterima oleh mereka….

(diterjemahkan secara bebas. Sumber: rekaman pertanyaan-pertanyaan Salafiyyin Indonesia pada malam Ahad, 15 Jumadil Akhir 1433H yang bertepatan dengan 5 Mei 2012)

http://www.darussalaf.or.id/hizbiyyahaliran/rekaman-dan-terjemahan-fatwa-larangan-syaikh-ubaid-untuk-mendengarkan-radio-turotsiyyah-halabiyyah-maribiyyah-semisal-rodja-dll/

Link Suara: http://bit.ly/NVrfUk

Demikian halnya pernyataan mufti wahabi salafi tempo dulu yaitu Muhamad bin Ibrahim bin Abdul Lathif Alu Syaikh, salah satu guru Syaikh bin Baz menyatakan; tidak layak mendengarkan radio walaupun utk mendengarkan al-Qur’an, berita dan muhadoroh ilmu, dan yang mendengarkannya adalah orang yang membinasakan agama dan ahlaknya.

Pernyataan tersebut tercantum dalam kitab Fatawa Wa Rasail karangan Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdul Latif Alu Syaikh juz 10 hal. 224 bab. Ke-2854 tentang Radio sebagaimana scan kitab dijelaskan sbb:

2854- اقتناء الراديو في بيت العائلة يفتحونه على ما أرادوا
( السؤال الثاني ) قوله : من أغرب المصنوعات الحديثة المذياع (الراديو) ولا يخفى أن عدم اقتنائه أصبح في حكم المتعذر لدى كثير من الناس ، فهل يسوغ ذلك إذا كان الغرض منه سماع القرآن والأخبار والمحاضرات العلمية ، لا سيما إذا عرف مقتنيه بالعقل والعدالة وعدم الانصياع إلى سماع المجون والأغاني الخليعة ؟
الجواب : الحمد لله . لا ينبغي للرجل اقتناؤه إلا رجل ، لا يبالي بعواقب الأمور والضرر على عوائله في أديانهم وأخلاقهم وفق الله الجميع للخير . والسلام عليكم .

2.854 – Perkembangan keberadaan radio di rumah suatu keluarga dapat membuka apa yang mereka inginkan

(Pertanyaan kedua) yang mengatakan: “Termasuk suatu keanehan memproduksi tekhnologi modern (radio) bukan rahasia lagi bahwa kurangnya masuknya informasi menjadi aturan yang mustahil bagi banyak orang, maka apakah diperbolehkan jika tujuan itu int mendengarkan (bacaan) Al-Qur’an, berita dan mendengarkan ceramah agama, terutama jika dia mengetahui batasan akal dan keadilan dan tidak mematuhi kata-kata kotor yg didengar dan lagu cabul?”

Jawaban: “Segala puji bagi Allah, tidak ada orang yang bisa menjamin unt menjaga ketika hanya seorang pria, tidak peduli tentang konsekuensi dari hal-hal yg menimbulkan kerusakan dari dampaknya (mendengarkan radio) dalam agama mereka, dan bisa merusak akhlak mereka. Semoga Allah membantu kita semua untuk menuju kebaikan. Salam bagimu.”

Oleh karenanya, maka munculnya radio Rodja, TV Rodja dan lainnya adalah perbuatan yg harus dijauhi sejauh-jauhnya oleh saudara2 salafi wahabi karena ulama2 kalian MELARANGNYA, tetapi larangan tersebut tidak berlaku unt kami kaum ASWAJA yg suka BID”AH HASANAH dan si MARKONAH. Wallohu a’lam bish-Showab

15 responses to “LARANGAN ULAMA-ULAMA SALAFI WAHABI MENDENGARKAN RADIO

  1. Ping balik: Hukum mendengarkan Rodja « Mutiara Zuhud – Letakkan dunia pada tanganmu dan akhirat pada hatimu

  2. abuolifa: Dilarang mengambil dan “merubah” isi artikel tanpa izin serta dilarang untuk menautkan artikel ini untuk situs yang tidak bertanggung jawab dan penuh syubhat!
    antum sembarangan menautkan link dari blog ana, dalam hal ini ana tidak ridho…tidak ada dalam hal ini larangan untuk mendengarkan radio seperti judul antum! yang dimaksud dilarang dalam artikel tersebut adalah larangan mendengarkan radio yang pengisi/penceramahnya bermasalah karena menyebarkan syubhat ataupun pemikiran-pemikiran yang menyimpang…sedangkan mendengarkan radio salafiyyin (yang pengisinya ahlussunnah dan radio tersebut tidak berisi syubhat serta tidak berisi kemaksiatan) sebagai sarana menuntut ‘ilmu itu dianjurkan!

    • Lantas apa pendapat atau bantahan anda tentang penjelasan mufti wahabi salafi tempo dulu yaitu Muhamad bin Ibrahim bin Abdul Lathif Alu Syaikh, salah satu guru Syaikh bin Baz menyatakan; tidak layak mendengarkan radio walaupun utk mendengarkan al-Qur’an, berita dan muhadoroh ilmu, dan yang mendengarkannya adalah orang yang membinasakan agama dan ahlaknya.

      Pernyataan tersebut tercantum dalam kitab Fatawa Wa Rasail karangan Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdul Latif Alu Syaikh juz 10 hal. 224 bab. Ke-2854 tentang Radio ? trm ksh

    • SITUS INI SITUS BID’AH MENYIMPANG DARI AJARAN ISLAM AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH JAUH DARI AJARAN NABI, SUKA MENCELA PADAHALAN DIA SENDIRI JAUH DARI SUNNAH SO ALIM PADAHAL ILMUNYA CETEK… SESAMA MUSLIM AJA SALING MENCELA… TUH CELA ORANG YANG NGK SHOLAT, SUKA BERBUAT SYIRIK DAN MEREKA YANG MENYIMPANG… GOBLOK BANGET NIH KELOMPOK YANG NGAKU NGAKU SALAFI TAPI JAUH DARI AJARAN SALAFI… SYEIKHNYA AJA SETENGAH MATI JADI PANUTAN PADAHAL BELUM TENTU MASUK SYURGA… TUH LIHAT PANUTAN TERBAIK ROSULULLAH DAN PARASAHABATNYA…

  3. ulama..itu..gak maksum….ini khan masalah ijtihadiyah……..bukan aqidah…so..sy ndak perlu mengikuti ulama yg mengharamkan radio dan tv…coz
    sy termasuk org yg senang mendengar dakwah salaf…..yg di radio dan tv rodja….walaupun pengamalanx masih tertatih tatih (belajar)

    • emang sebaiknya gak usah dengerin radio rodja, radio pemecah belah ummat. lebih baik dengerin radio rasil 720 Am aja, sejuk dan menambah ilmu

    • hanya org bodoh yg menganggap ulamanya berhala, kecuali fatwa dan pengarang kitab tsb yg mungkin antum maksudkan. Untuk bkn ulama yg kami ikutin wkwkwkwkkwkwk………..

  4. Saya senang mendengar Radio & TV Rodja, sangat banyak sekali manfat dari sana yg saya ambil, dan belum pernah satu hal pun kesesahan yg saya dapat dari sana, lebih baik anda intropeksi diri anda, baikkah mengjelekkan komunitas orang lain, tidak usah anda bawa cara berfikir anda kedalam blog ini, minta ampunlah kepada Allah…

    • sy maklumin apa yg anda rasakan dan lakukan, jika anda blm pernah belajar kitab2 klasik salaf maka anda cukup mendengar saja sdh puas dan merasa paling benar. Sementara apa yg anda dengar adalah kelihaian pendakwah salafi wahabi tanduk setan unt menjerumuskan anda sebagai pemecah belah umat islam. Perhatikan hadits berikut ini:

      10400 – وعن أبي سعيد الخدري أن أبا بكر الصديق جاء إلى النبي صلى الله عليه و سلم فقال : يا رسول الله إني بواد كذا وكذا فإذا رجل متخشع حسن الهيئة يصلي . فقال له النبي صلى الله عليه و سلم : ” اذهب فاقتله ” . ص . 336
      قال : فذهب إليه أبو بكر فلما رآه على تلك الحال كره أن يقتله فرجع إلى رسول الله صلى الله عليه و سلم فقال النبي صلى الله عليه و سلم لعمر : ” اذهب فاقتله ” . فذهب عمر فرآه على الحال الذي رآه أبو بكر فرجع فقال : يا رسول الله إني رأيته يصلي متخشعا فكرهت أن أقتله . قال : ” يا علي اذهب فاقتله ” . فذهب علي فلم يره فرجع علي فقال : يا رسول الله إني لم أره . قال : فقال النبي صلى الله عليه و سلم : ” إن هذا وأصحابه يقرؤون القرآن لا يجاوز تراقيهم يمرقون من الدين كما يمرق السهم من الرمية ثم لا يعودون فيه حتى يعود السهم في فوقه فاقتلوهم هم شر البرية ” رواه أحمد ورجاله ثقات

      10400- Dari Abu Said Al-Khudzri, sesungguhnya Abu Bakar As-Siddiq datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya aku dilembah itu dan itu, maka seketika ada seorang lelaki sedang dalam keadaan khusyu’ shalat.’ Maka bersabdalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepadanya, “Pergilah dan bunuhlah dia.” Berkata (Abu Sa’id Al-Khudzri), maka pergilah Abu Bakar dan ketika dia melihnya dalam keadaan itu (sedang shalat) maka Abu Bakar enggan membunuhnya dan kembali kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka bersabdalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Umar bin Khathab, “Pergilah dan bunuhlah dia.” Maka pergilah Umar bin Khathab, ketika dia melihnya dalam keadaan seperti itu (sedang shalat) sebagaimana yang dilihatnya oleh Abu Bakar maka dia kembali dan berkata, ‘Ya Rasulullah, aku melihatnya dia sedang khusyu’ shalat, maka aku enggan membunuhnya.’ Nabi bersabda, “Hai Ali, pergi dan bunuhlah dia.” Maka pergilah Ali dan tidak melihatnya kemudian Ali pulang dan berkata, ‘Wahai Rasulullah aku tidak melihatnya.’ Berkata (Abu Sa’id Al-Khudzri) maka Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ini (orang) dan teman-temannya mereka membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya kemudian mereka tidak akan kembali didalamnya sehingga anak busur bisa kembali ketempatnya, maka BUNUHLAH (PERANGILAH) MEREKA, mereka adalah SEJELEK-JELEK CIPTAAN (manusia).” (HR. Ahmad dan rijalnya kuat) [Majma’ Az-Zawaid juz 6 hal. 241]

      10401 – وعن أنس بن مالك قال : كان رجل على عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم يغزو مع رسول الله صلى الله عليه و سلم فإذا رجع وحط عن راحلته عمد إلى مسجد الرسول فجعل يصلي فيه فيطيل الصلاة حتى جعل أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم يرون أن له فضلا عليهم فمر يوما ورسول الله صلى الله عليه و سلم قاعد في أصحابه فقال له بعض أصحابه : يا رسول الله هو ذاك الرجل فإما أرسل إليه نبي الله صلى الله عليه و سلم وإما جاء من قبل نفسه فلما رآه رسول الله صلى الله عليه و سلم مقبلا قال : ” والذي نفسي بيده إن بين عينيه سفعة من الشيطان ” . فلما وقف على المجلس قال له رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أقلت في نفسك حين وقفت على المجلس : ليس في القوم خير مني ؟ ” . قال : نعم ثم انصرف فأتى ناحية من المسجد فخط خطا برجله ثم صف كعبيه فقام يصلي فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أيكم يقوم إلى هذا فيقتله ؟ ” . فقام أبو بكر فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أقتلت الرجل ؟ ” . فقال : وجدته يصلي فهبته . ص . 337
      فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أيكم يقوم إلى هذا فيقتله ؟ ” . فقال عمر : أنا . وأخذ السيف فوجده يصلي فرجع . فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم لعمر : ” أقتلت الرجل ؟ ” . فقال : يا رسول الله وجدته يصلي فهبته . فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : أيكم يقوم إلى هذا فيقتله ؟ ” . قال علي : أنا قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أنت له إن أدركته ” . فذهب علي فلم يجده قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أقتلت الرجل ؟ ” . قال : لم أدر أين سلك من الأرض . فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” إن هذا أول قرن خرج في أمتي ” . قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” لو قتلته – أو قتله – ما اختلف في أمتي اثنان إن بني إسرائيل تفرقوا على إحدى وسبعين فرقة وإن هذه الأمة – يعني أمته – ستفترق على ثنتين وسبعين فرقة كلها في النار إلا فرقة واحدة ” . قلنا : يا نبي الله من تلك الفرقة ؟ قال : ” الجماعة “
      قال يزيد الرقاشي : فقلت لأنس : يا أبا حمزة فأين الجماعة ؟ قال : مع أمرائكم مع أمرائكم
      رواه أبو يعلى . ويزيد الرقاشي ضعفه الجمهور وفيه توثيق لين وبقية رجاله رجال الصحيح
      وقد صح قبله حديث أبي بكرة وأبي سعيد

      10401- Dari Anas berkata : Ada seorang lelaki pada zaman Rasulullah berperang bersama Rasulullah dan apabila kembali (dari peperangan) segera turun dari kenderaannya dan berjalan menuju masjid nabi melakukan shalat dalam waktu yang lama sehingga kami semua terpesona dengan shalatnya sebab kami merasa shalatnya tersebut melebihi shalat kami, dan dalam riwayat lain disebutkan kami para sahabat merasa ta’ajub dengan ibadahnya dan kesungguhannya dalam ibadah, maka kami ceritakan dan sebutkan namanya kepada Rasulullah, tetapi rasulullah tidak mengetahuinya, dan kami sifatkan dengan sifat-sifatnya, Rasulullah juga tidak mengetahuinya, dan tatkala kami sednag menceritakannya lelaki itu muncul dan kami berkata kepada Rasulullah: Inilah orangnya ya Rasulullah. Rasulullah bersabda : ”Sesungguhnya kamu menceritakan kepadaku seseorang yang diwajahnya ada tanduk syetan. Maka datanglah orang tadi berdiri di hadapan sahabat tanpa memberi salam. Kemudian Rasulullah bertanya kepada orang tersebut : ” Aku bertanya kepadamu, apakah engkau merasa bahwa tidak ada orang yang lebih baik daripadamu sewaktu engkau berada dalam suatu majlis. ” Orang itu menjawab: Benar”. Kemudian dia segera masuk ke dalam masjid dan melakukan shalat dan dalam riwayat kemudian dia menuju tepi masjid melakukan shalat, maka berkata Rasulullah: ”Siapakah yang akan dapat membunuh orang tersebut ? ”. Abu Bakar segera berdiri menuju kepada orang tersebut, dan tak lama kembali. Rasul bertanya : Sudahkah engkau bunuh orang tersebut? Abu Bakar menjawab : ”Saya tidak dapat membunuhnya sebab dia sedang bersujud ”. Rasul bertanya lagi : ”Siapakah yang akan membunuhnya lagi? ”. Umar bin Khattab berdiri menuju orang tersebut dan tak lama kembali lagi. Rasul berkata: ”Sudahkah engkau membunuhnya ? Umar menjawab: ”Bagaimana mungkin saya membunuhnya sedangkan dia sedang sujud”. Rasul berkata lagi ; Siapa yang dapat membunuhnya ?”. Ali segera berdiri menuju ke tempat orang tersebut, tetapi orang terebut sudah tidak ada ditempat shalatnya, dan dia kembali ke tempat nabi. Rasul bertanya: Sudahkah engkau membunuhnya ? Ali menjawab: ”Saya tidak menjumpainya di tempat shalat dan tidak tahu dimana dia berada. ” Rasulullah saw melanjutkan: ”Sesungungguhnya ini adalah tanduk pertama yang keluar dari umatku, seandainya engkau membunuhnya, maka tidaklah umatku akan berpecah. Sesungguhnya Bani Israel berpecah menjadi 71 kelompok, dan umat ini akan terpecah menjadi 72 kelompok, seluruhnya di dalam neraka kecuali satu kelompok ”. Sahabat bertanya : ” Wahai nabi Allah, kelompk manakah yang satu itu? Rasulullah menjawab : ”Al Jama’ah”. (Majma’ Az-Zawaid juz 6 hal. 242). Wallahu a’lam

      PERTANYAANNYA, PERLUKAH WAHABI SALAFI YANG MEMILIKI CIRI-CIRI SAMA DENGAN KHAWARIJ DI INDONESIA INI DIPERANGI DAN DIBUNUH ? SILAHKAN DITANGGAPI…………. (Ingat membunuh melanggar hukum) hehehehe………

Tinggalkan Balasan ke Hamba Allah Batalkan balasan